Perkuat Kapasitas Penyuluh di Bartim, BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengendalian OPT dan Pasca Panen Jagung

Perkuat Kapasitas Penyuluh di Bartim, BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengendalian OPT dan Pasca Panen Jagung

TEPAT pada Kamis, 22 Juli 2021, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang kembali menggelar pelatihan di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. 

Kali ini giliran para Penyuluh Pertanian Kabupaten Barito Timur yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan. Sebelumnya juga telah digelar pelatihan bagi Non Aparatur di BPP Kecamatan Dusun Timur.

Untuk pelatihan yang bagi Aparatur Angkatan XVII ini mengambil tema mengenai "Pengendalian OPT dan Penanganan Pasca Panen Jagung".

Sesuai arahan Bupati Barito Timur mengenai Pengembangan Ekonomi Kerakyatan berbasis ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur mengembangkan Tanaman Jagung. 

Tanaman Jagung dikembangkan di 10 Kecamatan di Kabupaten Barito Timur. Sentra pengembangannya terdapat di Kecamatan Patangkep Tutui, Awang dan Paku.

Pelatihan dibuka oleh Camat Paku, Paskahariadi S.STP. Dalam pembukaan tersebut, Paskahariadi menyampaikan bahwa kecamatan Paku merupakan salah satu sentra pengembangan Jagung. 

Untuk mendukung program pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis ketahanan pangan ini, Camat Paku mengharap agar terdapat peran Penyuluh Pertanian sebagai pendorong pengembangan Pertanian dengan cara memberikan konstribusi  terutama pada Musrenbang. 

"Usulan di bidang pertanian sangat diperlukan untuk penguatan kegiatan," tuturnya.

Ia juga berpesan agar kegiatan pelatihan senantiasa menjaga protokol kesehatan agar kita semua terhindar dari penyakit akibat virus Covid-19.

Perwakilan BBPP Binuang, Ramadhani Kurnia Adhi menyampaikan, pelatihan merupakan salah satu upaya Badan penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian untuk meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian.

"Komoditas jagung merupakan salah satu program pengembangan sehingga perlu dikawal oleh para penyuluh," jelasnya. 

Ia mengingatkan agar hama invasif ulat grayak (Spodoptera frugiperda) perlu diwaspadai. Karena itu, perlu pengawasan dan pengendalian.

"Selain itu untuk menjaga kualitas hasil jagung, penanganan pasca panen jagung perlu diperhatikan agar hasil panen dapat diserap oleh pembeli dengan harga tinggi," pungkasnya.[adv]

Penulis : Ramadhani


Lebih baru Lebih lama