PALANGKA RAYA, MK - Di sela-sela tumpukan sampah yang berbau sangat menyengat. Itu yang Imam (71) lakukan setiap hari untuk mengais rezeki di Kota Palangka Raya.
Tenaga Mbah Imam sapaan akrabnya, sudah tidak sekuat dulu lagi, dan hanya itu pekerjaan yang bisa dikerjakannya karena tidak bisa lagi bekerja yang berat, seperti buruh panggul atau kerja bangunan.
Tak banyak pundi-pundi rupiah yang didapat dari hasilnya mengais sampah, sehari yang ia dapat berkisar antara Rp35ribu hingga Rp40ribu, dan itu cukup untuk bertahan hidup ditengah pandemi sekarang ini.
Sugie, salah satu Tim Inti Grup Facebook Habar Kalimantan Tengah (HKT) berkesempatan mengunjungi pondok beliau untuk silaturahmi sekaligus tanya-tanya dan melihat keadaan beliau di jalan Putri Junjung Buih, Palangka Raya. Kamis (1/7/2021) sore.
Sugie menguraikan, Mbah Imam di Palangka Raya hidup sebatang kara tanpa ada sanak saudara, beruntung ada tetangga yang baik hati memberikan aliran listrik dari sore hingga subuh, sehingga pondok beliau bisa diterangi oleh lampu listrik.
"Mungkin karena KTP beliau masih domisili Jatim, jadi selama ini beliau luput mendapat bantuan dari pihak Kelurahan atau Pemerintah Kota Palangka Raya, syukur bantuan sosial dari pihak TNI-Polri bisa beliau dapat," ungkapnya.
Dilanjutkannya, pondok beliau tersebut didirikan di tanah kosong milik warga yang dengan sukarela meminjamkannya untuk dirinya bernaung dari sengatan matahari dan hujan serta angin malam.
"Saat ini kondisi beliau sedang sakit dan tidak bisa bekerja, karena kaki beliau keseleo," imbuhnya.
Untuk alamat pondok beliau, jelasnya, di jalan Junjung Buih, masuk jalan Pepabri atau samping Bengkel Las Andika Jaya.
"Mungkin ada saudara-saudara yang tergerak hatinya ingin membantu beliau, baik berupa sembako atau membantu memperbaiki rumah beliau agar lebih layak lagi dihuni. Silahkan menghubungi saya sendiri di nomor handphone atau WhatsApp 081250586000, Fadli 0895329249933, dan Ayie di nomor 081345299200," tutupnya.[kenedy]
