BBPP Binuang Gelar Pelatihan Perencanaan Usaha Kelompok

BBPP Binuang Gelar Pelatihan Perencanaan Usaha Kelompok

UNTUK membekali kemampuan menyusun rencana usaha kelompok, sebanyak 30 orang pengurus Poktan di wilayah Kecamatan Mandastana mengikuti pelatihan perencanaan usaha kelompok tani.

Pelatihan digelar oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Mandastana Kabupaten Batola selama 3 hari, dari 20 hingga 22 Mei 2021.

Hadir dalam pembukaan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Ir Murniati MP berserta Kabid Penyuluhan Rahmadi.

Dalam sambutannya, Murniati mengungkap potensi kelembagaan tani di Batola dan keinginannya untuk mewujudkan korporasi yang kuat di Batola.
 
"Ada 1.876 poktan dan 200 Gapoktan di Batola. Ini potensi yang bisa dikembangkan untuk membangun korporasi yang kuat," ujar Murniati.

Sebagaimana diketahui bahwa Batola merupakan salah satu andalan ketahanan pangan terbesar di Kalimantan Selatan. 

Dalam program Food Estate berbasis korporasi Batola juga menjadi salah satu sasaran pengembangan. Penumbuhan korporasi sudah dimulai yang prosesnya sudah sampai pada penerbitan badan hukum. 

"Pembentukan korporasi sudah dimulai khususnya Mandastana dan masih dalam proses penerbitan badan hukum," lanjut  Murniati.

Hadir sebagai fasilitator Marhaenis Budi Santoso, Widyaiswara BBPP Binuang yang memandu proses pelatihan dari penyusunan rencana usaha anggota, musyawarah rencana usaha kelompok dengan memilah dan memilih jenis usaha yang prospektif untuk diusahakan kelompok.

Dikatakannya pula bahwa keberhasilan usaha kelompok  perlu didukung dengan rencana usaha anggota. Oleh karena itu, usaha kelompok perlu bersinergi dengan usaha anggota. 

“Hal penting dalam perencanaan ini adalah sinergitas rencana usaha kelompok dengan usaha individu anggota,” kata Marhaenis.

Dikatakan bahwa Poktan atau Gapoktan merupakan pondasi berdirinya korporasi sebagai kelembagaan ekonomi petani. Karenanya materi latihan perencanaan usaha diarahkan pada  peningkatan kemampuan kelompok tani.

Namun tidak menutup kemungkinan anggota merencanakan jenis usaha yang berbeda dari rencana kelompok. Itu adalah hak anggota karena setiap anggota juga memiliki tujuan untuk rumahtangganya. 

Oleh karen itu, penyusunan rencana usaha kelompok juga dimaksudkan untuk mensinergikan usaha anggota dengan usaha kelompok sehingga anggota dapat membagi sumberdaya untuk mencapai tujuan individu dan tujuan kelompok.

Sementara kemampuan kelompok dalam menyusun rencana usaha dinilai masih sangat lemah. Penyusunan rencana usaha kelompok masih terbatas untuk memenuhi keperluan penyaluran pupuk subsidi. 

“Biasanya rencana usaha kelompok disusun sebagai bagian dari penyusunan RDKK untuk subsidi pupuk. Kali ini rencana usaha disusun sampai dengan bagaimana operasionalisasi usaha,” lanjutnya. 

Melalui pelatihan ini diharapkan rencana usaha yang disusun bisa berfungsi sebagai pemberi arah dalam pelaksanaan usaha. Petani merancang teknologi yang baik, input yang tepat, antisipasi risiko yang cermat, dan perhitungan biaya dan hasil yang diperoleh.

Pembelajaran dilakukan dengan praktik langsung. Peserta melakukan simulasi kelompok menyusun rancangan operasional usaha yang meliputi aspek organisasi, aspek produksi, aspek pasar. 

Hingga analisis finansial dilakukan untuk membekali peserta dalam mengembangkan usaha skala besar melalui kelembagaan ekonomi petani yang akan dibentuk.

Ditanya tentang rencana kerja korporasi, H Zaini yang ditunjuk bakal jadi Manajer Utama Korporasi menjelaskan bahwa saat ini belum punya rencana kerja. 

Namun setelah mengikuti pembelajaran Zaini akan menindaklanjuti dengan konsolidasi ke kelompok-kelompok tani yang jumlahnya 104 Poktan tersebar di 14 desa di kecamatan Mandastana.

“Seperti disampaikan fasilitator, korporasi akan kuat jika dibangun di atas pondasi Poktan, karena itu konsolidasi ke Poktan akan menjadi langkah pertama,” ujar Zaini.[advertorial]

Lebih baru Lebih lama