Perdana, Porang Chips Balangan Melenggang ke Negeri Sakura

Perdana, Porang Chips Balangan Melenggang ke Negeri Sakura

KEMENTERIAN Pertanian melalui Karantina Pertanian Banjarmasin, untuk pertama kalinya melakukan sertifikasi ekspor porang (Amorphophallus Muelleri) asal Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sebanyak 10 ton dari total permintaan sebanyak 100 ton yang harus dipenuhi dalam waktu 5 bulan.

Melalui Siaran Pers Humas Pemprov Kalsel, mengabarkan bahwa komoditas asal sub sektor tanaman pangan ini, di ekspor ke Negara Jepang dalam bentuk chips oleh PT. Buana Alam Lestari dengan nilai ekonomi sebesar lima ratus enam puluh juta rupiah dan akan diberangkatkan melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, dengan moda transportasi laut yang digunakan adalah KM. Tanto Langgeng V.220 menuju Pelabuhan Ishigaki Jepang.

Sekretaris Daerah (Sekda) Prov Kalsel, Roy Rizali Anwar,  yang hadir dan melepas ekspor perdana mewakili Pejabat (Pj) Gubernur Kalsel, Safrizal ZA.  Roy Rizali Anwar menyebutkan, bahwa pelepasan ekspor perdana produk pertanian berupa porang chips ini membuktikan dukungan yang kuat terhadap petani dan pelaku usaha pertanian di Kalsel khususnya di Kabupaten Balangan.

”Kabupaten Balangan, menjadi kabupaten pertama di Kalsel yang mengekspor porang ke Negara Jepang. Hal ini menjadikan nilai tinggi bagi kita untuk membudidayakan tanaman porang tersebut. Mudah-mudahan kedepan tanaman porang ini bisa ditanam merata diseluruh Kabupaten di Kalimantan Selatan,” harapnya.

Sekda Prov Kalsel, Roy Rizali berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Balangan, seluruh petani porang di Balangan dan Asosiasi Asuhan Pemberdayaan Porang (ASPEPORIN) di Kalsel, karena telah berhasil membudidayakan tanaman porang, hingga mampu menembus pasar ekspor ke negara Jepang.

“Dengan ekspor porang tersebut, kita turut serta mendukung program Gerakan Tiga Kali Ekspor (GRATIEKS) dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, sekaligus menandai babak baru lahirnya komuditas unggulan dari Provinsi Kalsel, khususnya di Kabupaten Balangan,” ucapnya.

Menurut  Roy Rizali, potensi pengembangan porang ini cukup besar, serta tingginya nilai ekonomi komoditas porang ini menjadi peluang emas bagi Kalsel, untuk menjadikan porang sebagai pangan unggulan, negara tujuan ekspor porang sendiri cukup luas mulai dari Jepang, Cina, Korea, Taiwan, Thailand, Vietnam, Australia, bahkan merambah Amerika dan Eropa.

Roy Rizali berpesan kepada kepala daerah di Kalsel, untuk dapat mengembangkan budidaya porang secara terencana, mulai dari penanaman, masa panen, hingga membangun bisnisnya. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel telah mengusulkan anggaran ke Kementerian Pertanian, untuk anggaran fasilitas sarana produksi pengembangan porang dalam APBN tahun anggaran 2022 sebesar 3 Miliar rupiah, dengan luas lahan 90 Hektare bagi pengembangan porang .

Perwakilan Badan Karantina Pertanian RI, Imam Djajadi, mengutarakan selain sebagai kabar yang menggembirakan, ia berharap pencapaian ini menjadi satu pendorong kuat bagi upaya pemulihan ekonomi baik untuk masyarakat Kalsel, khususnya petani porang Kabupaten Balangan maupun secara nasional.

"Ini adalah bentuk komitmen seluruh pemangku kepentingan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan untuk mensukseskan peningkatkan ekspor pertanian," kata Imam Djajadi, yang hadir mewakili Kepala Badan Karantina Pertanian RI saat melepas ekspor perdana ini. 

Menurut Imam, salah satu penyumbang terbesar ekspor dari Kalsel saat ini adalah produk hasil olahan kelapa sawit. Namun kini Kalsel membuka ragam komoditas ekspor baru, berupa porang chips. Kedepan momentum positif ekspor perdana ini kita jaga dan tingkatkan, agar pertanian di Kalsel dapat terus ambil bagian dalam perkembangan ekonomi, terlebih dimasa pandemi yang masih berlangsung.

Secara teknis, Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin, Nur Hartanto, menjelaskan memfasilitasi karantina ekspor pada  Porang yang sudah diolah dalam bentuk chips sebanyak 10 ton, dengan negara tujuan Jepang.

Sebagai koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian diwilayah kerjanya, Nur Hartanto menyebutkan pihaknya fokus pada pencapaian target program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Kamipun selaku otoritas karantina bertugas untuk menjamin kesehatan dan keamanan produk yang akan diekspor. Dan kami pastikan Porang Chips asal Kalsel ini  telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari. Dan sudah tentu akan berimbas pada keberterimaan produk pertanian di negara tujuan", tutup Nur Hartanto.[araska/adv]
Lebih baru Lebih lama