Kedaulatan Pakan Ternak, Pondasi Menuju Kedaulatan Daging Nasional

Kedaulatan Pakan Ternak, Pondasi Menuju Kedaulatan Daging Nasional

PROGRAM swasembada daging nasional, akan terwujud dengan kedaulatan pakan petani/peternak. Apapun ternaknya, baik ternak unggas, ternak sedang dan ternak besar. 

Mengingat fakta yang ada, menunjukkan bahwa begitu beratnya mencapai bahkan mempertahankan pangan nasional, tanpa pondasi yang kuat, yaitu bagaimana kesejahteraan/pendapatan petani/peternakan diwujudkan dan sejauhmana kemampuan menyediakan pakan yang notabene mencapai 65-70% dari kebutuhan modal usaha ternak.

"Oleh karenanya, dalam rangka memperkuat program-program esselon 1, BPPSDMP melalui UPT-nya diharapkan mewujudkan SDM pertanian yang berkompeten di subsektor peternakan untuk mewujudkan swasembada daging," tegas Prof Dr Dedy Nursyamsi, Kepala BPPSDMP.

Hal senada disampaikan Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, di mana BBPP Binuang sebagai bagian UPT Pusat, di bawah BPPSDMP wajib memberikan dukungan teknis / sport system, untuk menyukseskan program-program esselon 1. 

Salah satu implementasinya BBPP Binuang, dengan Pelatihan teknis Pasca Panen dan Pengolahan Jagung Sebagai Pakan Ternak, yang sedang dilaksanakan sejak 22 April dan berakhir 24 April 2021 di Kabupaten Gunung Mas.

"Di mana peserta yang meliputi penyuluh pertanian baik PNS maupun P3K sebagai pasukan Kostratani, mendapat pembekalan teknis dan manajemen pengelolaan  pakan ternak secara mandiri," ungkap Yulia.

Budiono, Widyaiswara BBPP yang sekaligus fasilitator bersama praktisi menambahkan, peserta Pelatihan Teknis bagi aparatur Angkatan III, Pasca Panen dan Pengolahan Jagung pakan ternak dibekali bagaimana merencanakan dan menerapkan teknik pasca panen dan pengolahan jagung pakan ternak.

Juga mengelola Jagung dan limbahnya sebagai pakan ternak,  menerapkan Teknis Produksi Pakan Ternak skala BUMP berbasis limbah pertanian. 

"Sehingga peserta mampu menentukan sumber-sumber bahan pakan ternak, cara menghitung kebutuhan nutrisi pakan ternak yang ideal/seimbang, proses pembuatan pakan, dan penggunaan pakan baik untuk unggas, ternak sedang maupun ternak besar," papar Budiono.

“Memang kendala petani/peternak di Kabupaten Gunung Mas yang dirasakan, antara lain adalah mahalnya harga pakan ayam dan  itik. Begitu pula pakan yang tersedia untuk sapi, kambing dan babi masih rendah mutunya. Tentu kondisi ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak,“ sela Relison dan Bertho Jh Dohong sebagai pelaku usaha peternakan yang berkesempatan bercerita pengalaman sebagai peternak sejak 2007 dan 2018.

“Setidaknya dengan pelatihan yang diadakan BBPP Binuang dapat menjadi solusi harga panen jagung dan mampu meningkatkan nilai tambahnya setelah diolah menjadi pakan ternak, dengan kualitas pakan yang berkualitas dengan biaya pembuatan yang terjangkau dan bersaing dengan pakan pabrikan," tambah David SP, salah satu peserta pelatihan.

Tampaknya tak ada alasan lagi swasembada daging di kabupaten Gunung Mas, tidak tercapai. Ini mengingat teknologi pakan yang telah dilatihkan baik dalam bentuk Hay, Silase, dan Konsentrat.

"Insya Allah kedaulatan pakan, swasembada daging sekaligus peningkatan pendapatan/ kesejahteraan petani dan perbaikan lingkungan akan terwujud di bumi “Agro Smart” yang telah dicanangkan bapak bupati,” pungkas Budiono.[advertorial]


Lebih baru Lebih lama