BBPP Binuang Optimalisasi Potensi Tambang “Emas Kuning” Sebagai Solusi Kelangkaan Pupuk

BBPP Binuang Optimalisasi Potensi Tambang “Emas Kuning” Sebagai Solusi Kelangkaan Pupuk

RANTAU, MK - Pengembangan kompetensi widyaiswara melalui community of practices, sudah menjadi keniscayaan di era global yang dicirikan nilai-nilai inovasi, kreativitas, kompetitif dan orisionalitas ide dan brading menjadi daya tarik sekaligus tantangan kekinian dan masa depan. 

"Community of Practices (CP) merupakan metode pembelajaran dengan berbagai pengalaman dari kelompok profesi yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi talenta yang menjadi khasanah individu seorang widyaiswara maupun dimiliki sebagai komonitas widyaiswara,” ungkap Budiono, salah satu Widyaiswara BBPP Binuang.
 
Kepala Balai BBPP Binuang, BPPSDMP Kementan RI, Dr Yulia Asni Kurniawati MSi mendorong para Widyaisawara untuk turut berpartisipasi dalam mengembangkan kualitas profesionalismenya dan berkontribusi dengan improvisasinya dalam solusi sistem khususnya di saat terjadi kelangkaan pupuk pada musim tanam. 

Hal ini karena strategisnya ketersediaan bahan pangan dari proses budidaya yang optimal di era pandemi Covid-19. Sektor pertanian makin berperan bukan hanya sebagai penyedia pangan 270 juta rakyat, tapi juga untuk mendorong komoditas ekspor naik 300 persen untuk memperkuat cadangan devisa negara yang di era pandemi Covid-19 menjadi leadhing sector komoditas ekspor dengan pertumbuhan 15 persen di saat sektor lain mengalami kontraksi hingga minus.  

Potensi yang sedang dikembangkan BBPP binuang dalam memberdayakan sumber daya balai di antaranya mengolah limbah peternakan dan pertanian sebagai pupuk organik/kompos dan pupuk organik cair. 

Harapannya dapat menjadi model yang langsung diterapkan di lahan praktik BBPP Binuang kerja sama lintas divisi inkubastor agribisnis (divisi peternakan-perikanan; Div pengolahan limbah; Div Tanaman pangan dan Hortikultura Div Perkebunan dan Div Promosi pemasaran). 

Ini sebagai wujud aksi nyata dalam mendukung kegiatan pemberdayaan potensi lokal menjadi solusi kelangkaan pupuk dengan mengolah Urine ternak menjadi bahan pupuk organik cair yang dikelola Div Pengolahan limbah menjadi “Emas Kuning”.

Hal ini mengingat kandungannya yang kaya akan ZPT alami auxine, Nitrogen dan asam amino yang sangat diperlukan dalam tumbuh kembangnya mikrobia tanah yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Hal ini dibuktikan makin lama tanah sebagai media tumbuh produksi tanaman senantiasa perlu disuplai ketersediaan unsur haranya dan asam asam organik sebagai bahan baku terbentuknya persenyawaan chellate, apoenzim dan koenzim.

Sementara waktu di awal proses produksi ini ditargetkan mampu produksi instalasi pengolahan limbah cair sebanyak 1000 liter/minggu atau setara dengan areal persawahan seluas 70-80 hektare. Tentu sumbangsih ini masih terlalu kecil dibanding tantangan dan peluang yang dapat dioptimalkan. 

"Setidaknya dari langkah kecil ini memberikan langkah konkret apalagi jika dilakukan secara masif tentu akan menjadi energi bagi percepatan pemulihan ekonomi melalui kegiatan pendampingan pelaku usaha agribisnis, pelatihan teknis, dan tematik  baik bagi ASN maupun Non ASN," imbuh Budiono.

Gerakan ini dapat menjadi prototype dalam skala luas yang dilakukan oleh Poktan, Gakpotan dan BUMP serta praktisi di lapangan dapat turut serta memberdayakan potensi lokal dan berpeluang mewujudkan “Eco-green, Green – Food, dan Green Economic”. 

Jejaring kemitraan dengan BPP Kostratani, tentu akan menjadi base camp bagi desiminasi dan improvisasi inovasi teknologi spesifik lokal dan menjadi pusat pembelajaran dan konsultasi secara integrasi.

“Salah satu cerminan sejauh mana profesionalisme dan produktifnya seorang widyaiswara dalam berkiprah dalam aksi nyata dalam memberikan solusi bagi masyarakat dan bangsa ini adalah sejauh mana karya-karyanya dapat dinikmati dan menolong dengan ide dan aksinya untuk membantu meringankan bahkan mengentaskan masyarakat (petani/pelaku agribis) pada kesempatan ini dari himpitan masalah penyediaan saprodi, inovasi  bernilai tambah, dan jejaring sosial,budaya,dan ekonomi yang dibangun mampu memperkuat eksistensi dan peluang petani," selanya.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama