Poktan Sambung Makmur dan Pengaron Ikuti Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan

Poktan Sambung Makmur dan Pengaron Ikuti Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan

MARTAPURA, MK – Petani di wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sambung Makmur tampak mendapat perhatian dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.

Ini ditunjukkan dengan menggelar pelatihan teknis budidaya tanaman pangan di Lahan Sub-Optimal (Lahan Kering). Pelatihan dipusatkan di BPP Sambung Makmur dan Desa Penyiur BPP Pengaron Kabupaten Banjar.

Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang mengungkapkan, pelatihan teknis ini berlangsung mulai 22 hingga 25 November dan resmi ditutup tanggal 30 november 2020.

"Pelatihan teori dan konsultasi bagi penyuluh dilakukan secara online. Sementara pemantapan konsep dan praktik lapang bagi penyuluh dan petani langsung dilakukan secara offline," terangnya.

Di hari ke-3 diikuti 23 Ketua Kelompok Tani (Poktan) di wilayah BPP Sambung Makmur dan 13 PPL BPP Sambung Makmur dan Pengaron. Materi pelatihan tentang pembelajaran budidaya secara polikultur.

Materi pembelajaran, yakni Kecamatan Sambung Makmur dan Pengaron didominasi lahan kering bertekstur liat hingga liat berpasir, dan lempung berjenis tanah dominasi Podsolik Merah Kuning (PMK) yaitu tanah yang terbentuk dari batuan kuarsa.

Tanah ini terdiri dari berbagai tekstur, mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Tanah podolik merah kuning ini memiliki ciri-ciri berwarna merah sampai kuning, bersifat asam atau PH-nya rendah, kandungan unsur haranya rendah, dan kandungan bahan organiknya juga rendah. 

Oleh karena potensi ini, diarahkan untuk tanaman perkebunan (kopi, kakao, kayu manis, cengkeh) dan tanaman buah pisang yang ditumpangsari dengan tanaman semusim yang mempercepat untuk pengkayaan bahan organik dan meningatkan kesuburan tanah dengan menanam beragam jenis secara bergiliran/rotasi dengan sistem lorong ditanami Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Tanah dan jagung, sorghum dan jellay.

Baharuddin, salah seorang peserta Ketua Kelompok Tani Sinar Bahagia mengatakan, pelatihan ini sangat manarik, banyak membahas hal riil sehari-hari yang menjadi masalah petani, dapat ditanyakan dan mendapat solusi yang jelas.

"Saya sangat puas atas penjelasan fasilitator dari BBPP Binuang," jelasnya.

Ia mengaku puas sekali atas penjelasan dengan contoh-contoh dan langkah-langkah kerja yang praktis untuk di praktikkan, khususnya inovasi teknologi bertanam kedelai. 

"Berdasarkan pengalaman selama ini selalu merugi. Namun dengan uraian yang disampaikan pembicara, saya percaya diri lagi untuk mengembangkan kedelai secara tumpangsari di sela tanaman kebun," sahut H Bardi dan Jumain, peserta yang lainnya.

Selanjutnya pada Rabu 25 November 2020, peserta penyuluh pertanian akan mengikuti kegiatan pelatihan secara online melalui Zoom “Wisatani” yang dikelola Tim Penyelenggara Pelatihan BBPP Binuang hingga edisi ke-36. 

Kemudian 26 hingga 29 November 2020, peserta akan mempraktikkan di lahan masing masing untuk selanjutnya dilanjutkan dalam pertemuan pada 30 November 2020.

Pertemuan membahas kendala dan hasil selama praktik mandiri. Kemudian dilanjutkan praktik lapang bersama di Desa Penyiur Kecamatan Pengaron.[advertorial]

Penulis : Budiono
Lebih baru Lebih lama