Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan di Lahan Sub-optimal di Kabupaten Banjar

Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan di Lahan Sub-optimal di Kabupaten Banjar

MARTAPURA, MK –Dalam rangka memberdayakan petani dan lahan kering di wilayah kerja BPP Sambung Makmur dan Pengaron, pada 22 hingga 25 dan 30 November 2020, BBPP Binuang menggelar Pelatihan Teknis Budidaya Tanaman Pangan di Lahan Sub-Optimal (Lahan Kering) di Kabupaten Banjar.

Sebagaimana diketahui bersama, menurut BPS, Kabupaten Banjar memiliki 13.460 Ha (16.65) lahan kering. Tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan lahan sub optimal (lahan rawa).

Pada satu sisi lahan kering  ketersediaan air menjadi faktor pembatas pengelolaan lahan dan pertanaman/usaha tani lainnya. Usaha taninya lebih banyak mengusahaan tanaman perkebunan, kehutanan rakyat, peternakan dan sebagian lahan padi gogo dan palawija.

"Sebaliknya pada lahan rawa mempunyai karakteristik yang lebak air, kadar pirid lebih tinggi dan usaha taninya cenderung tanaman pangan padi rawa dan terbatas pengembangan tanaman pangan horti, buah dan sayur” terang Budiono.

Pelatihan dibuka oleh Kasie Pendayagunaan Penyuluh dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar, Ir Ramdhani Purnomo.

Ia menyampaikan arahan-arahan agar para penyuluh mengembangkan inovasi dan jiwa keswadayaannya untuk memotivasi terwujudnya kelompok kelompok tani yang mandiri.

Kegiatan pelatihan teknis ini diharapkan mampu memperkaya khazanah pengetahuan dan teknologi dalam rangka untuk memperkuat dan memperluas wawasannya menjadi modal dalam memberdayakan petani petani binaannya.

“Apalagi ke depan dengan pemberdayaan BPP menjadi Kostratani dapat mendukung terwujudnya kemandiriaan dan  inovasi kelompok tani menuju koorporasi petani yang mengakar pada semangat jiwa wirausaha dan potensi lokal spesifik  masing masing desa binaan para penyuluh pertanian,” ungkap Ramdhani.

Pelatihan teknis budidaya tanaman pangan pada lahan sub-optimal diikuti seluruh PPL di lingkup BPP Sambung Makmur dan Pengaron sejumlah 15 orang, dengan dilanjutkan hari ke 2 sampai 5, diikuti juga para ketua Gapoktan seluruh wilayah BPP Sambung Makmur dan Pengaron.

Budiono, Widyaiswara dari BBPP Binuang dan selaku Fasilitator pada pelatihan ini menyebutkan Potensi diwilayah BPP sambung Makmur dan Pengaron, mempunyai  potensi besar untuk mampu meningkatkan kesejahteraan, PAD dan Devisa negara.

Ini tentunya senada dengan arahan Presiden bapak Jokowi, di Era New Normal ini Sektor Pertanian diharapkam mampu menjadi  fundamen perekonomian nasional.

Senada, Prof Arif Satria rektor IPB, menegaskan, hanya sektor pertanian diera pandemik Covid-19 yang mampu tumbuh positif bahkan lebih tinggi disaat seeblum pandemik, yaitu Sebesar 15 persen. Dimaan sebelum pandemik justru hanya 12.5 persen.

Salah satu peserta pelatihan, Ir Poerdana berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, setidaknya dapat mengisi kegiatan temu teknologi dan temu usaha di BPP setiap bulannya. 

“Mengingat sangat penting informasi yang diberikan baik inovasi teknologi, wawasan kewirausahaan untuk mengembangkan usaha tani yang terkesan stagnan dan kurang ada perubahan yang signifikan," kata Poerdana .

Kecamatan Sambung Makmur dan Pengaron memiliki potensi cukup besar digali dan dikembangkan, tentunya penguasaan informasi dan inovasi teknologi dengan didukung kelembagaan petani yang kuat dan dijiwai semangat wirausaha, tentu komoditas seperti Kopi, Durian, Rambutan,Pisang, Padi Gunung, Palawija bahkan dapat dikembangkan juga cengkeh, kakao, kayu manis diwilayah ini. 

“Tentu Komoditas ini harus disiapkan sejak onfarm hingga off farm secara isstem Agribisnis,”pungkas Budiono.[advertorial]

Penulis : Budiono


Lebih baru Lebih lama