BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengelolaan Lahan dan Air Lahan Rawa di Kapuas Kuala

BBPP Binuang Gelar Pelatihan Pengelolaan Lahan dan Air Lahan Rawa di Kapuas Kuala

KUALA KAPUAS, MK - Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang kembali gelar Pelatihan Tematik Pengelolaan Lahan dan Air Lahan Rawa Angkatan VI. 

Pelatihan kali ini diikuti 30 orang dan dilaksanakan di BPP Kapuas Kuala, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yakni selama 3 hari mulai 27 hingga 29 November 2020.  

Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola lahan dan air agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitasnya.   

Peningkatan produksi dapat dilakukan melalui ekstensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman. Sedangkan peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui penerapan sistem budidaya yang baik dan tepat spesifik lokasi. 

Suyatman SP selaku Koordinator Penyuluh di BPP Kapuas Kuala menjelaskan, selama ini petani di wiayah Kapuas Kuala pada umumnya hanya bertanam 1 kali dalam satu dengan menggunakan benih varietas lokal. 

Dengan adanya program Food Estate pemerintah mengharapkan produksi dan produktivitas padi di wilayah tersebut juga ditingkatkan.

“Maka tepatlah jika Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang mengadakan pelatihan ini di wilayah kami," tutur Suyatman.  

Sementara itu, Adi Widiyanto selaku Koordinator Akademik pelatihan menyampaikan, selain untuk meningkatkan kemampuan petani  mengelola lahannya dalam upaya meningkatkan hasil padinya, namun juga untuk mendorong petani mau bertanam 2 kali bahkan lebih dalam setahun. Dan ini hanya bisa dilakukan jika petani mau menggunakan benih unggul yang berumur pendek. 

“Mengubah mindset dari suatu kebiasaan yang sudah lama dilakukan petani memang tidak mudah, namun dengan tekad dan kerja keras serta dukungan sarana dan prasarana yang terus digelontorkan pemerintah, adalah suatu keniscayaan bahwa apa yang menjadi harapan akan terwujud,“ kata Adi. 

Menurut Adi, sudah banyak contoh wilayah lain di Kabupaten Kapuas yang telah cukup berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas padinya. 

"Mereka (petani) saat ini sudah terbiasa bertanam rata-rata 2 kali dalam satu tahun menggunakan benih unggul," pungkas Adi.[advertorial]

Penulis : Adi
Lebih baru Lebih lama