Program Cacao Estate di Kutai Timur dapat Dukungan Kementan

Program Cacao Estate di Kutai Timur dapat Dukungan Kementan

SANGATA, MK – Program Cacao Estate yang telah digulirkan bagai dua sisi mata uang. Berperan untuk percepatan menyejahterakan yang memakmurkan petani kakao dan  untuk mewujudkan devisa negara yang di saat Corona-19 menjadi program unggulan nasional untuk mendongkrak penerimaan negara dari sektor perdagangan ekspor non migas yang sedang lesu.

Ini seperti yang diungkapkan M Amin SE MP, Sekretaris Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
 
“Presiden Joko Widodo juga telah mengintruksikan untuk inovatif dan produktif dalam mengelola sumber daya alam dan aset daerah, khususnya dalam percepatan pemulihan ekonomi daerah maupun nasional. Pasca pandemik Covid-19,“ imbuhnya.

Untuk itu, melalui kegiatan sinergis Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM, Perkebunan, Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian, Balitbangtan, Kemendes-PDT dan dukungan pelatihan dari Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalsel berkolaborasi mengembangkan kawasan cluster–cluster kakao di tiap desa untuk menopang terbentuknya Kakao Estate di Propinsi Kalimantan Timur.

“Peluang pengembangan Agroindustri Kakao secara mandiri oleh kelompok kelompok petani kakao diharapkan mampu memperkuat struktur dan peran sistem agribisnis dengan bertambahnya nilai tambah dari nilai biji kering kakao sebesar Rp25.000 per kilogram menjadi produk olahan jadi minimal  sebesar Rp350.000 per kilogram produk jadi,” sela Budiono, Widyaiswara Ahli Madya BBPP Binuang yang berkesempatan diundang oleh Dinas Perkebunan Kutai Timur. 

Ini disampaikan Budiono saat memberikan pelatihan teknis perakitan dan operasional mesin olahan hasil kakao di Rumah Produksi Kakao Kaubun, yang berkesempatan di tahun 2020 ini menerima bantuan paket home industri ini.

"Ke depan mengikuti cluster-cluster lainnya yang telah mengembangkan tanaman kakaonya minimal 500 hektare per cluster. Akan dibantu  paket sarana pengolahan hasil kakao,” tambah Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian Kabupaten Kutai Timur, Ir Totok.
 
Sehari sebelum pelaksanaan pelatihan teknis perakitan dan operasional mesin olahan hasil kakao, telah hadir juga peneliti dari Balai Besar Penelitian Kakao Medan.

"Mereka memberikan bimbingan teknis pembibitan kakao sebelum akan membantu 100.000 bibit kakao, dengan dukungan Invesment Fondation dari Belanda," tutur Sekdis Perkebunan Kutai Timur seperti disampaikan Nita sebagai perwakilan invesment.

Pelatihan Teknis Perakitan dan Operasional Mesin olahan hasil Kakao yang didukung tim Widyaiswara dari BBPP Binuang, juga dari pihak swasta/praktisi, Muhammad Sofian dari  Citra Madani Group Malang.

Para fasilitator membimbing pagi, siang hingga malam dengan semangat para peserta yang merupakan calon operator dan pengelola usaha industri kakao ini.

Hingga acara selesai dilaksanakan mulai 23 hingga 25 Oktober 2020, dilanjutkan hingga 26 Oktober 2020 yang dibimbing oleh fasilitator lokal dengan pendampingan dari Sekdis Perkebunan Kutai Timur. 

"Ini untuk lebih memantapkan, mengingat mereka pemula semua namun bersemangat ingin sukses," jelasnya.
 
Bahkan dengan semangat M Amin, mantan Camat Kaubun yang sekarang menjadi Sekdis Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, telah mempersiapkan outlet pemasaran dilengkapi fasilitas coffee untuk menjadi show window produk kakao Kaubun.

"Sementara fasilitas ini dikelola oleh Jejaring Assosiasi UMKM Kaubun, PKK Kecamatan Kaubun dan LSM dan pemerhati Kakao Kaubun," tambahnya.
 
Para peserta pelatihan diberikan pelatihan pada hari pertama, meliputi materi pengenalan alat, perawatan mesin, dan  standarisasi produk. Hari kedua materi ujicoba dan praktek perakitan mesin dan operasional mesin; pengolahan aneka produk olahan kakao.

Dilanjutkan hari ini secara formal sebelum ditutup diberikan pembekalan pemantapan  langsung perakitan/pemindahan mesin kakao di  lokasi Kelompok yang sementara di Gedung Balai Desa.

"Agar calon-calon penerima bantuan paket mesin ini dapat dari beberapa kelompok yang hadir sebagai pembekalan awal. Untuk mempersiapkan prasarana gedung/workshopnya secara lebih mantap," sela Amin.

Mengutip sambutan kepala BBPP Binuang, Dr Yulia Asni Kurniawati Msi, yang saat membuka pelatihan tematik Budidaya Kakao di Kecamatan Kaubun tahun 2019, bahwa produk kakao merupakan tambang baru yang berkelanjutan sebagai subsitusi tambang batubara yang akan punah dan habis di Kalimantan Timur. 

"Masyarakat harus bisa mengembangkan potensi lainnya, yaitu Perkebunan Kakao yang menurut Balitbangtan Kementerian Pertanian RI, memang Kabupaten Kutai Timur merupakan cluster pengembangan Kakao nasional,” ujar Budiono yang menjadi fasilitator dalam pelatihan teknis perakitan dan operasional mesin olahan hasil kakao yang diadakan sejak tanggal 23 Oktober 2020. 

Pada saat yang sama kesempatan berjumpa purnawidya Pelatihan Tematik Budidaya Kakao, 21 hingga 23 Juni 2019, yang cukup membanggakan telah mengimplementasikan ilmunya dalam budidaya kakao berkelanjutan dengan didukung peran penyuluh swadaya setempat.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama