Penyuluh dan Petani di Banjar Pastikan Pertanian tak Pernah Berhenti

Penyuluh dan Petani di Banjar Pastikan Pertanian tak Pernah Berhenti

MARTAPURA, MK - Aktivitas pertanian di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tidak pernah berhenti. Petani dan penyuluh terus turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pangan tidak terganggu. 

Semangat ini diperlihatkan Kelompok Tani (Poktan) dan penyuluh pendamping di Desa Haur Kuning, Selasa (16/6/2020).

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), apresiasi harus diberikan kepada penyuluh dan petani, terlebih mereka mendukung ketersediaan pangan. 

“Ketahanan pangan nasional sangat penting dalam pandemi Covid-19. Petani harus tetap berproduksi, namun mereka juga wajib memperhatikan protokol pencegahan Covid-19," tuturnya. 

Pemerintah, lanjut Mentan SYL, terus berupaya menjaga stok pangan demi menjamin ketersediaan pangan bagi 267 juta rakyat Indonesia.

Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, pemerintah mendukung aktivitas yang dilakukan dalam rangka menjaga Ketahanan Pangan Nasional.

“Pertanian tidak boleh berhenti dalam situasi apapun, genjot terus produksi pertanian. Penyuluh, petani dan seluruh insan pertanian harus turun ke lapangan. Kita semua ayo kita dukung pertanian kita,” ujarnya.

Penyuluh Pertanian BPP Beruntung Baru Kabupaten Banjar melakukan monitoring pertanaman padi dan cabai di Desa Haur Kuning. Di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda, Penyuluh tetap dampingi petani di lapangan.  

Disampaikan oleh Edi Sukoco selaku Koordinator BPP Beruntung, tujuan monitoring adalah untuk melihat kondisi pertanaman padi  di lapangan khususnya yang ada di Desa Haur Kuning.  

Saat ini, sambung Edi, tanaman padi sudah mulai memasuki masa keluarnya malai padi, salah satu fase  yang cukup rentan terhadap  serangan hama dan penyakit.

Edi mengatakan, monitoring pertanaman padi ini sekaligus untuk mengantisipasi seandainya ditemukan gejala atau indikasi serangan hama dan penyakit dapat segera ditangani sedini mungkin, sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar.  

"Monitoring pertanaman cabai milik petani dilakukan berdasarkan laporan adanya serangan busuk buah cabai yang menyerang pertanaman cabai milik petani di Desa Haur Kuning,” ungkap Edi.

Setelah mengetahui dengan pasti kondisi pertanaman cabai yang terserang busuk buah dan dapat diidentifikasi penyebabnya, maka akan menjadi dasar bagi Penyuluh Pertanian untuk dapat memberikan saran bagaimana pengendalian terhadap penyakit itu.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama