Efek Corona, WFH Bangkitkan Teknologi Digital Masa Kini

Efek Corona, WFH Bangkitkan Teknologi Digital Masa Kini

BANJARMASIN, MK – Tidak melulu dampak wabah Corona Virus Disease atau Covid-19 ke arah negatif, tapi juga ada sisi positif yang ditimbulkan. 
Setidaknya wabah ini juga membuat hampir semua orang melek akan keberadaan teknologi di masa sekarang. Ini juga merupakan bentuk upaya memutus mata rantai virus Corona.
Saat ini beberapa sektor pekerjaan mulai memanfaatkan teknologi sebagai penunjang bekerja dan upaya untuk mematuhi regulasi pemerintah dalam penanganan Covid-19. 
Beberapa perusahaan swasta bahkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mulai beralih kerja dengan menerapkan Work From Home (WFH). Meskipun tidak secara menyeluruh untuk mengadopsi WFH dalam kinerja mereka.
Wartawan metrokalimantan.com mencoba berkomunikasi dengan pakar Information Technology (IT) Banua, Andi Riza Syafarani mengenai WFH dan dampak bisnis teknologi yang saat ini mulai digeluti.
Menurutnya, WFH adalah salah satu solusi untuk mencegah penularan virus Covid-19. Tapi hal ini perlu dicermati jika dilihat dari kacamata bisnis. 
"Tentunya tidak semua pekerjaan bisa dilakukan WFH, ada yang memang harus datang ke lokasi untuk bekerja,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon seluler. Senin (13/4/2020).
Selain teknologinya, WFH juga dapat merubah pola perilaku seseorang dan pastinya perlu edukasi seperti apa WFH yang benar.
Andi yang juga menjabat sebagai CEO PT Netsindo Sentra Computama menambahkan tentang keamanan sistem saat melakukan WFH.
“Perusahaan bisa bekerjasama dengan Konsultan IT, jangan sembarangan memilih rekanan IT. Konsultan IT akan membantu memilihkan teknologi, membangun sistem, dan mengedukasi karyawan atau penggunanya bagaimana sebaiknya bekerja WFH yang aman,” tambahnya.
Perihal dunia bisnis teknologi, terkhusus startup digital juga turut merangkat naik. Ini merupakan solusi kepada masyarakat yang terkena dampak Covid-19 untuk beralih ke peluang tersebut.
“Waktu kemarin rapat kerja nasional Indonesia Marketing Associstion (IMA) juga ada pak Hermawan Kartajaya pendiri Markplus Group menjelaskan bisnis mana yang ambruk tetapi ada juga bisnis yang naik yaitu kesehatan, pendidikan dan teknologi,” bebernya.
Contoh paling sederhana seperti kebutuhan masker. “Ismail Pahmi pendiri Drone Emprit membesut seratus juta masker ema-ema untuk Indonesia," imbuhnya.
Kemudian, lanjutnya, disambut ada startup bikin peta usaha di mana ada titik-titik dan pin menunjuk lokasi ibu-ibu yang menyediakan masker dan lengkap informasinya.
"Jadi bisa diklik di situ dan bisa mengobrol sendiri dengan penjahitnya,” jelas Andi.
Selain itu, juga ada momen Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  membukan kompetensi Ideathon, yang mana mengumpulkan ide-ide starup yang bagus di saat pandemi dan pasca pandemi. 
“Tujuannya ialah untuk menumbuhkan ekonomi. Saya lihat di webnya 13 April mulai pembukaan dan ada tahap seleksi, yang terpilih akan dimodali untuk membuat itu,” tutupnya.[fuad]
Lebih baru Lebih lama