Justru, kegagalan di babak delapan besar jadi pelajaran berarti, mengingat lawan yang menghalangi langkah menuju kampium kejuaraan bergengsi di kalangan jurnalis Banua ini merupakan tim langganan juara bertahan.
"Tim Wartawan Polda ini lawan kuat. Cukup realistis jika kami gagal mengakhiri babak delapan besar dengan kemenangan," terang Maisuri, Manajer Tim Wartawan Ekonomi usai pertandingan, Sabtu (7/12/2019).
Menurut wartawan senior yang akrab disapa Ori ini, tak ada target muluk-muluk di turnamen futsal antar desk edisi 2019 ini. Terpenting, para pemain sudah berusaha maksimal serta menunjukkan semangat dalam bertanding.
"Menang kalah itu sudah hukum sebuah pertandingan. Setidaknya kalau pun kalah, kami dikalahkan tim unggulan. Apalagi tim wartawan Polda memang tim juara bertahan," jelasnya.
Pelatih Tim Wartawan Ekonomi, Anas Aliando mengakui ketangguhan Tim Polda yang menyudahi ambisi mereka dengan skor 11 - 2.
Menurut Anas, Tim Wartawan Polda yang dimotori Rahmat Aidi bukan tim kemarin sore. Meski harus menelan pil pahit, permainan anak asuhannya sudah maksimal dan patut diacungi jempol.
"Sedikitnya ada tujuh peluang emas yang didapatkan bomber andalan kami Jali. Sayangnya peluang itu tidak bisa dikonversi menjadi gol," papar Anas.
Bukan hanya Jali, pemain andalan Tim Wartawan Ekonomi semacam Faisal juga punya talenta luar biasa.
"Saya mencatat ada empat peluang yang didapatkan Faisal, namun kiper lawan harus diakui juga sangat gesit. Tendangan keras dan terukur Faisal bisa ditepisnya," pungkasnya.
Turnamen tiga hari ini sendiri akhirnya menobatkan Tim Polda Kalsel sebagai juara setelah menekuk Tim Wartawan Pemprov dengan skor akhir 4 - 1 di laga final, Minggu (8/12/2019). Sementara di posisi ketiga ditempati Tim Pemko Banjarmasin usai mengalahkan Tim Olahraga 6-2.
Kedua tim finalis ini merupakan lawan yang menjegal langkah Faisal cs mewujudkan mimpi menembus final turnamen ini.[anshari]
