Selama Sepekan Syair Maulid Bergema di Bukit Ngalangkang Kapuas

Selama Sepekan Syair Maulid Bergema di Bukit Ngalangkang Kapuas


KUALA KAPUAS - Lapangan Bukit Ngalangkang dipastikan bakal dibanjiri masyarakat Kabupaten Kapuas dan sekitarnya. Setidaknya kondisi tersebut terjadi mulai 19 hingga 25 November 2017.

Itu karena di lapangan ini ratusan peserta tengah mengikuti Parade Syair Maulid Ke-13. Masyarakat dan pedagang musiman juga dipastikan meramaikan suasana kegiatan bernuansa religi ini.

Parade Syair Maulid sendiri resmi digulirkan mulai Minggu (19/11/2107) setelah dibuka Bupati Kapuas, Ben Brahim S Bahat. Tercatat sebanyak 90 peserta dari berbagai daerah, baik Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan mengikuti acara ini.

Pertandingan dibagi dalam kategori anak-anak putra dan putri, serta dewasa putra putri. Peserta yang sudah dua kali juara umum, tidak diperbolehkan mengikuti lagi dengan tujuan melahirkan juara baru.

"Mereka yang juara di parade kita ini, sering mendapat undangan pengisi acara, berarti yang telah dua kali juara umum, beri kesempatan pada yang lain," kata Hafizi, Ketua Parade Syair Maulid Ke-13 ini.

Menurut Ketua Organisasi Seni Budaya Islami ini, antusias peserta dan masyarakat tampak menuntut untuk terus diadakannya acara Parade Maulid ini, ada yang bertanya.

"Kenapa syair di dilombakan?, kita tidak melombakan syair, tapi cara bersyairnya, dengan juri yang jujur dan adil, dengan fasilitas acara yang tertata bagus, itu yang membuat peserta, penonton, dan semua masyarakat menunggu parade ini selalu kita adakan rutin," jelas Hafizi.

Dengan parade ini pula, lanjutnya, merupakan ajang berkreasi remaja untuk menjauhi hal yang membahayakan mereka 

Sementara itu, Bupati Kapuas saat dalam sambutannya mengaku sangat mendukung acara ini. "Acara keagamaan yang disukai masyarakat, banyak datang dari berbagai kota, merupakan wisata religius, berkoordinasi panitia dengan pihak pemerintah biar bisa dianggarkan," imbuhnya.

Ben menyebut acara Parade Syair Maulid ini luar biasa. "Luar biasa, di tempat lain mungkin tidak ada. Makanya harus kita publikasikan sebagai aset budaya kita," tutur Ben.[sapwani]


Lebih baru Lebih lama