SEBANYAK 34,11 persen masyarakat Indonesia tercatat mengidap hipertensi, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita tekanan darah tinggi terbanyak di dunia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, HM Muslim, mengungkapkan bahwa tren kasus hipertensi kini tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi juga mulai menyerang usia muda.
Berdasarkan data yang ia sampaikan, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 18–24 tahun mencapai 10,7 persen, sedangkan pada usia 25–34 tahun sebesar 17,4 persen.
"Mayoritas penderita tidak menyadari bahwa mereka sudah mengidap hipertensi karena penyakit ini sering kali muncul tanpa gejala. Inilah yang membuat hipertensi disebut sebagai silent killer," ujar Muslim, Rabu (25/6/2025).
Ia menambahkan, hipertensi yang tidak dikendalikan dapat berujung pada komplikasi serius, seperti stroke, penyakit jantung koroner, hingga gagal ginjal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih sadar terhadap potensi tekanan darah tinggi sejak dini.
Gaya hidup tidak sehat disebut sebagai penyebab utama meningkatnya kasus hipertensi. Pola makan tinggi garam, kebiasaan merokok, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan stres menjadi faktor dominan yang memicu lonjakan tekanan darah. "Padahal, semua faktor risiko ini sebenarnya bisa dicegah dengan kesadaran dan komitmen menjalani hidup sehat," jelas Muslim.
Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, lanjutnya, mendorong masyarakat—terutama anak muda—untuk mengubah gaya hidup. Langkah preventif seperti berhenti merokok, mengelola stres, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, serta menjaga berat badan ideal perlu ditanamkan sejak dini.
“Kebiasaan begadang dan konsumsi makanan cepat saji juga jangan diremehkan,” ujarnya.
Saat ini, Dinkes Kalsel telah menjalankan berbagai strategi penanggulangan hipertensi di kelompok usia 18–24 tahun. Upaya tersebut mencakup peningkatan kesadaran masyarakat, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, serta penyediaan layanan kesehatan berkualitas di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Selain itu, edukasi tentang pentingnya pola hidup sehat juga terus digalakkan melalui kampanye kesehatan, kegiatan Posyandu remaja, serta kolaborasi dengan PKK.
“Dengan pendekatan yang menyeluruh, kami berharap angka hipertensi di usia muda dapat ditekan dan komplikasi serius bisa dicegah,” pungkas Muslim.[adv]
Tags
pemprov kalsel