Menuju Ketahanan Pangan, DPKP Kalsel Gelar Rakor SID Optimalisasi Lahan Rawa dan Cetak Sawah 2025

Menuju Ketahanan Pangan, DPKP Kalsel Gelar Rakor SID Optimalisasi Lahan Rawa dan Cetak Sawah 2025

BANJARBARU - Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Survei Investigasi dan Desain (SID) Optimalisasi Lahan Rawa dan Cetak Sawah 2025, di Banjarbaru, Selasa (21/5/2025).

Kegiatan ini dibuka langsung Kepala DPKP Kalsel, Syamsir Rahman, dan turut dihadiri oleh Plt. Dirjen Lahan dan Irigasi Kementerian Pertanian, Husnain, serta perwakilan Dinas Pertanian dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.

Dalam sambutannya, Syamsir Rahman menegaskan bahwa optimalisasi lahan rawa dan cetak sawah merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan. 

Ia menekankan pentingnya tiga aspek utama sebagai dasar pelaksanaan, yaitu Survei Investigasi dan Desain (SID), Validasi dan legalitas lahan, dan Kesesuaian teknis lahan.

“Ketiganya menjadi kunci agar program berjalan efektif, tepat sasaran, dan berkelanjutan,” ujar Syamsir.

Sementara itu, Sekretaris DPKP Kalsel, Imam Subarkah menjelaskan, Kalimantan Selatan mendapatkan alokasi lahan seluas 30 ribu hektare untuk kegiatan cetak sawah, dan 30 ribu hektare lainnya untuk optimalisasi lahan pada tahun 2025.

“Pekerjaan ini kami bagi dalam dua tahap. Untuk cetak sawah, masing-masing tahap sekitar 15 ribu hektare. Saat ini kami fokus pada penyusunan SID sebagai dasar perencanaan,” jelas Imam.

Ia mengatakan, pelaksanaan kegiatan akan dilakukan dengan dua metode yaitu Suakelola dan Kontrak pihak ketiga melalui e-katalog. 

Tahun ini DPKP Kalsel akan melibatkan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sebagai mitra pelaksana SID, menggantikan Politeknik Negeri Banjarmasin yang sebelumnya terlibat dalam tahap awal.

“Verifikasi lapangan sangat penting agar data lahan yang sudah teridentifikasi benar-benar siap untuk ditindaklanjuti. Ini menyangkut legalitas, kondisi fisik lahan, hingga aspek sosial di wilayah tersebut,” tambah Imam.

DPKP Kalsel juga memastikan bahwa pembagian pekerjaan akan diserahkan kepada masing-masing kabupaten dengan penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), meski sebagian kegiatan tetap dikendalikan di tingkat provinsi.

Ia menargetkan, hasil dari kegiatan ini sudah bisa dimanfaatkan untuk musim tanam kedua di bulan September 2025, yang bertepatan dengan musim hujan. 

“Harapannya, apa yang kita kerjakan sepanjang tahun ini bisa langsung berdampak. Petani bisa menanam di lahan yang sudah dioptimalisasi atau dicetak baru,” ujarnya.

Dengan kerja sama lintas sektor dan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian, program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi pertanian lahan rawa di Kalimantan Selatan.[adv]

Lebih baru Lebih lama