Literasi Digital, Petani dan Penyuluh Bimtek Pemasaran Online

Literasi Digital, Petani dan Penyuluh Bimtek Pemasaran Online

PETANI dan penyuluh adalah andalan dalam pembangunan pertanian, sehingga harus memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang andal.

Ini penting untuk menjawab tantangan di era Pertanian 4.0, terutama dalam aspek Pemasaran Digital Hasil Pertanian.

BBPP Binuang salah satu UPT BPPSDMP Kementerian Pertanian RI mengadakan Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh dengan tema "Literasi Digital Pemasaran Produk Pertanian".

Kegiatan edukasi pertanian ini diselenggarakan di Hotel Pantura Jaya Sambas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 21 hingga 22 Agustus 2021 dengan asal peserta dari Kabupaten Sambas.

Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani ini bertujuan agar petani dan penyuluh memanfaatkan digitalisasi sebagai pemasaran produk pertanian. 

Produk pertanian saat panen raya dinilai jatuh harganya di pasaran. Untuk itu, petani dan penyuluh hendaknya memiliki pengetahuan mengenai pemasaran secara digital. 

Tampak hadir dalam kegiatan ini Daniel Johan selaku Anggota Komisi IV DPR RI. Juga Juliansyah, dosen Politeknik Negeri Sambas dan Widyaiswara BBPP Binuang. 

Dalam arahannya, Daniel Johan menyampaikan, Petani dan Penyuluh saat ini harus melek mengenai Dunia Digital. 

“Kita harus sudah mulai memasarkan produk melalui digital, harus sudah memasarkan hasil pertanian keluar daerah. Karena kita punya produk pertanian yang baik, mulai dari Jeruk, Beras, dan contoh saat ini lagi panen Rambutan. Dengan digital kita bisa menyampaikan atau menjual apapun yang kita miliki hanya dengan ujung jari,” kata Daniel.

Daniel tampak bersemangat dengan kehadiran peserta dari penyuluh dan petani, saat menjadi narasumber dalam kegiatan ini.

Mengutip penyataan yang sama dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. 

"Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, petani harus mampu bergerak tidak hanya di hulu saja tapi hilir dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen, dan perlu dilakukan pemasaran secara online,” tegas Dedi.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mengatakan bahwa dalam menghadapi wabah Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik.[adv]


Lebih baru Lebih lama