Kalteng Masuk 10 Tertinggi di Indonesia Kasus Stunting

Kalteng Masuk 10 Tertinggi di Indonesia Kasus Stunting

PALANGKA RAYA, MK - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar kegiatan penilaian kinerja Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) tahun 2020.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Serba Guna Bappedalitbang Kalteng, Rabu (16/9/2020) itu dibuka oleh Sekda Fahrizal Fitri yang mewakili Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran.

Kegiatan itu digelar sebagai upaya pembinaan dan pengawasan kinerja Kabupaten/Kota dalam melaksanakan 8 aksi KP2S dan meningkatkan keterpaduan intervensi pencegahan stunting.

Adapun tujuan penilaian kinerja pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi kali ini adalah agar mengetahui spek kinerja apa saja yang sudah baik atau yang masih perlu ditingkatkan dari setiap Kabupaten/Kota. 

Tujuan lainnya yakni untuk mengetahui perbandingan kinerja Kabupaten/Kota dalam wilayah Kalteng dan sebagai pembelajaran antar Kabupaten/Kota dalam wilayah Kalteng untuk meningkatkan kualitas dan hasil pelaksaan 8 aksi konvergensi atau integrasi.

Peserta pada pertemuan penilaian kinerja KP2S itu terdiri dari Kabupaten Lokus Pencegahan Stunting Kalteng, diantaranya Kabupaten Barito Timur, Kapuas, Kotawaringin Timur, Barito Selatan dan Kabupaten Gunung Mas. 

Kelima Kabupaten lokus ini dilaksanakan melalui pertemuan langsung saat ini dan dihadiri oleh Tim KP2S antara lain pejabat dari Bappeda, Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa serta Dinas Sosial. 

Sementara, Kabupaten/ Kota non lokus hadir sebagai peserta undangan dalam rangka sharing pembelajaran dan memberikan penilaian sesama Kabupaten/Kota.

Dalam arahannya, Fahrizal Fitri menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK). 

"Pencegahan Stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan setiap anak Indonesia dari risiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal," ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, saat ini Kalteng untuk tingkat Prevalensi Stunting, masih termasuk sepuluh tertinggi di Indonesia dan berdasarkan data Riskesdas 2018, bahwa prevalensi stunting pada Kabupaten/Kota di Kalteng diatas rata-rata Nasional. 

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 di dapat prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Kotawaringin Timur (48,84%) dan terendah di kabupaten Seruyan (21,84%).

Sedangkan dari hasil SSGBI tahun 2019 didapat bahwa prevalensi stunting tertinggi ada di Kabupaten Kapuas (42,37%) dan terendah di kabupaten Murung Raya (17,45%).

"Permasalahan Stunting di Kabupaten/Kota, secara khusus sebagai lokus prioritas yang dinyatakan cukup tinggi tingkat stuntingnya, hal ini janganlah dianggap sebagai suatu aib atau kegagalan Pemerintah Daerah dalam melaksanakanpelayanan sosial dasar, namun terjadinya stunting disebabkan kurangnya penanganan gizi spesifik dan gizi sensitif disebabkan faktor kemiskinan, perilaku hidup bersih dan sehat, pemberian asupan gizi yang belum cukup kepada ibu hamil dan anak balita dan sebagainya," bebernya.[kenedy]

Lebih baru Lebih lama