LSM Merah Putih Nilai Pelabuhan Swarangan Jorong Belum Layak Diresmikan

LSM Merah Putih Nilai Pelabuhan Swarangan Jorong Belum Layak Diresmikan

PELAIHARI, MK — Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Merah Putih, Hardiansyah menilai pelaksanaan proyek pelabuhan Pelaihari di Desa Karang Rejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, masih banyak kekurangan.
Hardiansyah mengaku mendapati masih adanya pekerjaan yang belum selesai. Ia berani mengungkapkan hal ini, setelah pihak Unit Pelaksan Pelabuhan Kintap menyatakan jika proyek Pelabuhan Pelaihari akan diresmikan Menteri Perhubungan RI.
Dirinya bahkan mendatangi pelabuhan tersebut di Desa Karang Rejo, Kecamatan Jorong yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Pelaihari.
Saat berada di sana, Ia menuturkan, untuk dapat memasuki kawasan pelabuhan yang berpagar itu terlebih dahulu harus ada izin. Dirinya juga mendapat larangan untuk mengabadikan pelabuhan tersebut.
“Saya diperbolehkan masuk, namun dilarang mengabadikan foto,” ucapnya.
Tidak itu saja, saat menuju dermaga paling ujung dan berjarak sekitar 1,8 kilometer itu, dirinya yang menggunakan mobil Tab mendapati jalan yang bergelombang dan terlihat masih ada lubang-lubang yang tertutup semen baru. Bahkan, mendapati tumpukan semen.
“Dermaga paling ujung terkesan miring, saya takut dan balik kanan lagi,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya sangat menyayangkan proyek nasional ini masih terkesan belum siap untuk dioperasionalkan, dan pekerjaan proyek ini juga mendapat perhatian untuk dilakukan pemeriksaan secara mendalam. 
“Pekerjaan ini harus diperiksa KPK, karena terkesan sangat dipaksakan kalau dinyatakan selesai 100 persen,” tegasnya.
Kepada Pemkab Tala, harus teliti dalam menerima dan menyatakan jika pelabuhan ini sudah selesai. Karena, suatu saat pelabuhan diterima, ternyata masih belum selesai tentu akan merugikan pemerintah daerah dan masyarakat Tala juga.
Sementara itu, sebelumnya pihak Kepala Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Kintap, Haji Djafar terkait Pelabuhan Pelaihari mengatakan, pembangunan pelabuhan di Jorong dinyatakan sudah mencapai 100 persen, baik pembangunan darat maupun pembangunan di laut untuk kegiatan proyek tahun 2019.
Dijelaskannya, kegiatan di dermaga dengan panjang 110 meter dan  lebar 14 meter atau dengan total dari darat ke laut sepanjang 1.100 meter bertipe finger ini untuk pembangunan di darat direncanakan ke depan pembanguan terminal penumpang.
“Sudah terbangun saat ini gudang, pos jaga dan pintu masuk serta masjid,” jelasnya.
Djafar menambahkan, di tahun 2020 belum ada kegiatan pembangunan dan difokuskan ke operasional terlebih dahulu dan nanti mana yang dibutuhkan baru dioperasionalkan kembali.
"Tahun ini seperti kegiatan bongkar muat sudah mulai dibuka," ucapnya.
Langkah selanjutnya pihak UPP Kintap sedang melakukan ke tahap pembersihan dan tahap koordinasi dengan Pemkab Tala untuk persiapan peresmian pelabuhan.
Djafar berharap pelabuhan ini bisa segera difungsikan secepatnya, yakni setelah dibuatkan berita acara aset masuk diserahkan ke pihak UPP Kintap dan permohonan surat izin dikeluarkan.
“Sementara difungsikan untuk kargo umum, sedangkan pelabuhan penumpang perlu persiapan beberapa sarana lagi termasuk terminal penumpang,” ungkapnya.
Terkait pekerjaan proyek, pihaknya mengakui ada beberapa volume yang perlu dibenahi seperti perapihan lahan, namun pihak kontraktor bersedia akan merapikan meski itu di luar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Pihak UPP Kintap meminta ke kontraktor agar dirapikan sebelum diresmikan dan batas pemeliharan oleh kontraktor sendiri sampai Juni 2020.
Selama itu, saat ini akses ke dermaga ditutup untuk umum seperti orang mau memancing atau mau berwisata, lantaran ditakutkan ada kejadian-kejadian kecelakaan. Dermaga tersebut hanya terbuka untuk yang berkepentingan ke pelabuhan.
“Untuk akses jalan kita serahkan ke pihak Pemda," tutupnya.[andra]
Lebih baru Lebih lama