Lestarikan Budaya Leluhur, Mandui Bapapai Awali Prosesi Persandingan

Lestarikan Budaya Leluhur, Mandui Bapapai Awali Prosesi Persandingan

BUNTOK, MK - Waktu malam menjelang acara persandingan siang, pengantin wanita dan pria melangsungkan acara adat mandi-mandi pengantin dengan air yang ditaburi macam- macam bunga.
Budaya adat Suku Bakumpai yang disebut "Mandui Bapapai" kini masih hidup dan berkembang di kalangan masyarakat wilayah daerah aliran sungai Barito ini 
Murniaty, salah satu keluarga pengantin wanita warga Kelurahan Bangkuang, Kecamatan Karau Kuala, Kabupaten Barito Selatan (Barsel) ini mengakui bahwa  budaya atau tradisi Mandui Babapai masih berkembang di era milenial sekarang ini.
"Kami tidak ingin meninggalkan budaya karena takut kualat," ujarnya, Sabtu (21/12/2019) malam ketika dibincangi metrtokalimantan.com.
Diuraikannya, ritual Bapapai, adalah sebuah acara mandi kembang calon pengantin yang dilaksanakan pada malam hari, biasanya setelah akad nikah atau malam akan dilangsungkan resepsi perkawinan.
Prosesi bapapai ini cukup sederhana dan unik. Pasalnya, sebelum mandi-mandi, kedua calon pengantin harus berputar mengelilingi tempat mandi yang dipagari benang dan dihiasi dengan bunga-bunga serta mayang, sirih dan pinang juga diiringi oleh tujuh orang wanita yang berperan sebagai dayang atau yang santer disebut dengan tujuh bidadari. 
Dilanjutkannya, setelah berputar sebanyak tiga kali hingga lebih asalkan dalam hitungan ganjil itu calon pengantin duduk di tempat yang sudah disediakan untuk dimandikan oleh tujuh orang bidadari secara bergantian layaknya melayani raja dan ratu.
Budaya suku Bakumpai ini diartikan  mempelai membersihkan dan membuang masa lalu atau masa remaja hingga kemudian bersiap dengan jiwa raganya yang bersih menyongsong hari depan yang lebih bersih seperti layaknya seorang yang baru saja dimandikan.
"Mandui Bapapai ini dilakukan di lapangan terbuka atau diatas panggung/pentas, dan prosesi ini menjadi tontonan gratis bagi masyarakat karena acara ini hanya terselenggaran saat perayaan perkawinan saja," imbuhnya.
Di tengah kemajuan jaman, lanjutnya, Bapapai ini nampaknya tidak akan terkikis oleh budaya lain dan tidak bisa digantikan dengan acara lain karena ini sangat erat dengan keyakinan masyarakat setempat.
"Kami di Bangkuang ini selalu mengadakan Mandui Bapapai setiap ada acara perkawinan, karena ini adalah adat leluhur kami," tutupnya.[kenedy]
Lebih baru Lebih lama